Deputi Perizinan dan Inspeksi Khoirul Huda, Direktur Perizinan Instalasi dan Bahan Nuklir Dahlia C. Sinaga, Wakil Rektor ITI Marga Alisjahbana, serta sejumlah dosen ITI tampak hadir dalam kesempatan tersebut.

Menurut Alisjahbana, kesempatan ini sangat bermanfaat bagi kalangan mahasiswa, mengingat pengetahuan tentang nuklir yang dimiliki tidak mendalam. Dirinya menambahkan, tidak ada negara maju yang tidak memiliki PLTN, karena sangat efisien dan dapat memberikan kemajuan luar biasa. Namun disisi lain juga harus diperhatikan dampaknya apabila tidak dilakukan pengawasan dengan baik.

Pengetahuan semacam inilah yang kemudian harus dipahami secara mendalam oleh kalangan mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa. “Pemahaman ilmiah yang relevan akan manfaat dan bahaya dari pemanfaatan tenaga nuklir perlu kita ketahui secara utuh,” pungkas Alisjahbana.

Sementara itu dihadapan civitas akademika ITI, Khoirul mengungkapkan bahwa RDNK merupakan salah satu tipe reaktor yang dapat menghasilkan daya listrik, namun digunakan untuk eksperimen. Selain untuk meningkatkan kapasitas SDM agar lebih baik lagi, pembangunan RDNK yang baru kali pertama akan diimplementasikan ini juga bertujuan membangun public trust. Khoirul menilai, Indonesia sebenarnya mampu untuk membuat reaktor daya komersial, tetapi masih perlu adanya kesepakatan dan keputusan bersama.

Sosialisasi ini juga diisi paparan singkat yang disampaikan oleh Dahlia C. Sinaga dan Anggoro Septilarso selaku pembicara BAPETEN, kemudian dilanjutkan segmen tanya jawab dengan moderator Sidik Marsudi dari ITI.[BHO/PD]