(Wina, Austria) Sidang umum IAEA (General Conference, GC) yang ke-62 digelar di Vienna, Austria, dan dihadiri hampir 170 negara anggota. Sidang yang akan berlangsung pada tanggal 17-22 September 2018 ini mengusung tema Teknologi Nuklir untuk Iklim : mitigasi, monitoring, dan adaptasi.
Dalam sambutannya yang disampaikan melalui video, Director General IAEA, Yukia Amano menegaskan peran IAEA dalam berkontribusi untuk meningkatkan kesehatan dan kemakmuran manusia melalui pemanfaatan teknologi nuklir untuk tujuan damai.
Lebih jauh, Amano menekankan bahwa keselamatan dan keamanan nuklir menjadi tanggung jawab masing-masing negara anggota. Dalam bidang keamanan, Amano menyampaikan bahwa IAEA telah mengimplemantasikan seifgard di 181 negara, untuk menjamin bahwa bahan nuklir tidak dimanfaatkan untuk tujuan non damai.
Amano juga menekankan pentingnya pemanfaatan program kerja sama teknik IAEA yang membuat ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir dikenal oleh negara-negara anggotanya dan dimanfaatkan untuk berbagai bidang, diantaranya kesehatan manusia, makanan dan pertanian, dan industri.
Pada sidang umum kali ini, delegasi Republik Indonesia (Delri) dipimpin oleh Duta Besar RI untuk Austria, didampingi oleh Kepala BAPETEN, Kepala BATAN, dan beberapa Eselon 1 dan 2 di BAPETEN, dan BATAN, serta perwakilan dari IPB dan juga perwakilan peternak yang menjadi binaan IPB. Delegasi Republik Indonesia dijadwalkan memberikan statemen Pemerintah Republik Indonesia pada urutan ke-64.
Keikutsertaan Delri dalam siding umum ke-62 ini dilengkapi dengan adanya booth Pemerintah Indonesia dalam pameran. Dalam pembukaan pameran, Duta Besar RI untuk Austria menyatakan bahwa melalui pameran ini, Pemerintah Indonesia ingin menunjukkan bahwa aplikasi nuklir bisa diterapkan dan dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. [BHO/AQ]
