Dalam sambutannya Yus mengatakan bahwa bagi BAPETEN, hasil IRRS Mission ini sangat penting untuk mengukur kesiapan infrastruktur nasional pengawasan ketenaganukliran. Indonesia telah mendapat banyak manfaat dari misi peninjauan Badan Energi Atom Internasional. Misi IRRS IAEA berfungsi sebagai platform yang baik untuk memastikan penerimaan publik tenaga nuklir. Lebih lanjut Yus mengatakan bahwa tujuan Misi IRRS adalah untuk meninjau kerangka peraturan Indonesia untuk keselamatan nuklir dan radiasi. Tinjauan ini membandingkan kerangka kerja peraturan Indonesia untuk keselamatan nuklir, radiasi dan efektivitasnya terhadap standar keselamatan IAEA sebagai tolok ukur internasional untuk keselamatan. Selain itu, pertemuan ini akan menciptakan kesempatan bagi semua peserta untuk membiasakan diri dengan semua tindakan tindak lanjut yang direncanakan.

Acara yang akan berlangsung selama 2 (dua) hari ini diawali dengan courtessy call oleh Tim IRRS yang di ketuai Carl Magnuss Larsson (ARPANSA, Australia)dengan beranggotakan 2 orang yang terdiri dari Petr Krs (State Office for Nuclear Safety, Cekoslovakia),dan Ibrahim Add Elrahim Shadad (IAEA). Delegasi tersebut diterima langsung Kepala BAPETEN Jazi Eko Istiyanto, didampingi Deputi Bidang Pengkajian Keselamatan Nuklir Yus Rusdian Akhmad dan Direktur Pengaturan Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir Keselamatan Dahlia Cakrawati Sinaga.

Dalam kegiatan ini juga disampaikan beberapa pemaparan dan diskusi yang berisi kemajuan dari IRRS Mission, kebijakan peran dan tanggung jawab untuk menganalisis dan mengidentifikasi segala hal yang berhubungan dengan pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia. (bho/rus/ip).