Kemudian, pelaksanaan pengujian mengacu kepada Peraturan Badan Pengawas Tenaga Nuklir no. 7 Tahun 2019 tentang Izin bekerja petugas Instalasi dan Bahan Nuklir (IBN), yang menyatakan bahwa untuk memperoleh izin bekerja, petugas IBN harus memenuhi persyaratan dan dinyatakan lulus dalam pelaksanaan ujian petugas IBN yang diselenggarakan oleh BAPETEN. Pengujian yang dilakukan oleh BAPETEN berbasis kompetensi dan diberlakukan berdasarkan pendekatan berperingkat bergantung pada tingkat risiko keselamatan pada fasilitas. Pengujian yang dilaksanakan terdiri dari 3 (tiga) jenis ujian yaitu ujian tertulis atau elektronik, ujian lisan dan ujian praktikum dan dilaksanakan di gedung 30 dan 31 RSG GAS, DPFK - BRIN. Ujian ini diikuti oleh 20 peserta yang terdiri dari 6 Supervisor, 9 Operator dan 5 Petugas Proteksi Radiasi Instalasi Nuklir.

Acara pengujian dimulai dengan pembukaan oleh Direktur Perizinan IBN – BAPETEN Wiryono, yang dalam sambutannya mengatakan bahwa sebelum pelaksanaan ujian telah dilaksanakan berbagai persiapan meliputi evaluasi, penyusunan materi ujian tertulis, penyusunan skenario ujian praktek, dan pengembangan sistem pengujian berbasis elektronik yang lazim disebut CAT (computer assisted test), yaitu ujian dengan menggunakan alat bantu komputer melalui Platform Balis Pekerja .

CAT pada Balis Pekerja ini disediakan sebagai alat dengan harapan untuk memberikan kemudahan baik bagi pemohon (peserta ujian dari DPFK BRIN) maupun penyelenggara (Tim Penguji BAPETEN). Fitur CAT pada Balis Pekerja ini dibangun dalam rangka mendukung Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) di BAPETEN. Dengan CAT ini diharapkan peserta ujian dapat lebih fokus dalam mengerjakan soal ujian tanpa harus berdiskusi dengan peserta lain karena soal yang disediakan menggunakan sistem variasi secara acak sehingga setiap peserta mendapatkan soal yang bervariasi.

Sebagai rangkaian pertama pelaksanaan ujian dilakukan secara elektronik yang terdiri dari 2 jenis soal yaitu pilihan ganda yang terdiri dari materi dasar dan materi utama; serta studi kasus. Pelaksanaan ujian tersebut dimulai pukul 09.30-15.00 WIB, dengan rincian ujian yaitu ujian pilihan ganda dilaksanakan selama 120 menit, dan ujian studi kasus yang hanya diikuti oleh calon Supervisor dan Petugas Proteksi Radiasi dilaksanakan selama 120 menit.

Selanjutnya tanggal 28 Agustus 2024, dilaksanakan ujian lisan dimulai dari pukul 08.00-14.40 WIB, dengan alokasi waktu masing-masing 30 menit. Ujian dibagi menjadi 2 Tim Penguji, yaitu Tim penguji 1 Wiryono dan Adi Dradjat Noerwasana yang menguji 10 orang peserta dan penguji 2 Anton Indra Pratama dan Arifin Muhammad Susanto yang menguji 10 orang peserta.

Lalu, pada tanggal 28 Agustus 2024 dilaksanakan ujian lisan yang berlangsung pada pukul 08.00-14.00 WIB. Ujian dibagi menjadi 2 Tim Penguji. Tim penguji 1 Wiryono dan Adi Dradjat Noerwasana menguji 10 orang peserta dan penguji 2 Anton Indra Pratama dan Arifin Muhammad Susanto menguji 10 orang peserta.

Terakhir, pada tanggal 29 Agustus 2024 dilaksanakan ujian praktik yang terdiri dari 20 peserta yang dibagi menjadi 4 Kelompok kualifikasi dengan alokasi waktu 30 menit perk kelompok, dimana masing-masing kelompok terdiri dari 3 kualifikasi yaitu Operator, Supervisor dan PPR IN.

(DPIBN/Supyana/Siwhan/AAP/BHKK/Aap/Ra)