Sesuai UU No. 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran, BAPETEN mengemban amanat untuk melaksanakan Pengawasan terhadap Pemanfaatan Tenaga Nuklir di Indonesia. Pengawasan tersebut bertujuan untuk menjamin keselamatan dan keamanan pekerja, masyarakat, dan lingkungan. Dalam pelaksanaan pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir ini, harus ada keseimbangan antara reward dan punishment kepada fasilitas yang memiliki sumber radiasi pengion, yang tentunya masuk dalam objek pengawasan BAPETEN, untuk memberikan rasa keadilan, akuntabilitas, dan integritas.
Salah satu bentuk reward yang diberikan BAPETEN adalah melalui penghargaan Anugerah BAPETEN. Acara yang berlangsung di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Kamis (07/10) ini, mengusung tema “Integrasi Sistem Informasi Perizinan dan Inspeksi berbasis Risiko pada Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir di Era Pandemi COVID-19”.
Acara diawali dengan laporan kegiatan oleh Ketua Panitia, Direktur Inspeksi Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif (FRZR) Asep Saefulloh Hermawan, yang menyampaikan bahwa acara yang rutin dilakukan setiap tahun ini merupakan salah satu bentuk apresiasi BAPETEN untuk memberikan penghargaan kepada pemegang izin pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia.
“Tahun ini, kenaikan cukup signifikan dari tahun sebelumnya. Dengan kenaikan ini, kami berharap fasilitas semakin taat,” terang Asep.
Acara dihadiri langsung oleh Kepala BAPETEN Jazi Eko Istiyanto. Dalam sambutan pembukaannya, Jazi menyampaikan, “BAPETEN memiliki tugas untuk mengawasi pemanfaatan tenaga nuklir. Pengawasan melalui peraturan, perizinan, dan inspeksi dengan tujuan menumbuhkan budaya keselamatan di bidang nuklir dan menjamin terpeliharanya serta ditingkatkannya disiplin petugas dalam melaksanakan pemanfaatan tenaga nuklir”.
“Ada 5 (lima) kategori dalam pemberian penghargaan tahun ini. Yang pertama adalah Pemegang Izin bidang Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif (FRZR), optimisasi keselamatan radiasi pada pasien radiologi, Laboratorium Dosimetri Eksterna, Petugas Proteksi Radiasi bidang FRZR, dan Pemerintah Daerah. Penghargaan untuk Pemerintah Daerah (Pemda) diberikan kepada Pemda yang memiliki komitmen tinggi dalam upaya peningkatan budaya keselamatan dan keamanan nuklir melalui pembinaan terhadap pemanfaatan tenaga nuklir,” lanjut Jazi.
Pada kesempatan ini, BAPETEN turut mengundang Menteri Investasi/Kepala BKPM yang diwakili oleh Aries Indanarto selaku Staf Ahli Bidang Pengembangan Sektor Investasi Prioritas sebagai keynote speaker. Dalam sambutannya, Aries Indanarto mengatakan, ”Kami sangat mengapresiasi upaya dan komitmen BAPETEN dalam pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir yang efektif. Penghargaan ini penting dan diharapkan terus berkelanjutan mengadakan penilaian kepada pemegang izin di beberapa kategori.”
Lebih lanjut, Aries menyampaikan ucapan selamat kepada penerima Anugerah BAPETEN dan berharap agar penghargaan ini dapat semakin mendorong para stakeholder untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan, serta mengembangkan teknologi nuklir di masa mendatang.
Tahun ini, Anugerah BAPETEN Ke-7 Tahun 2021 diberikan kepada 180 instansi medik, 105 instansi penelitian dan industri untuk pemegang izin bidang Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif; 46 instansi dan 5 (lima) orang untuk kategori Optimisasi Keselamatan Radiasi Pada Pasien Radiologi; 3 (tiga) Laboratorium dosimmetri; 3 (tiga) orang Petugas Proteksi Radiasi (PPR); dan 4 (empat) provinsi, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Banten. Total penerima Anugerah BAPETEN Tahun 2021 ini sebanyak 346 Instansi dan/atau perorangan.
Di sela acara penghargaan yang diserahkan langsung oleh Kepala BAPETEN ini, diadakan konferensi pers secara virtual dengan wartawan. Konferensi pers ini dipandu oleh Kepala Biro Hukum, Kerja Sama dan Komunikasi Publik BAPETEN Indra Gunawan. Kepala BAPETEN yang didampingi Deputi Perizinan dan Inspeksi Zainal Arifin, serta Direktur Inspeksi FRZR, menjawab langsung pertanyaan yang diajukan selama konferensi pers berlangsung. [BHKK/IP]
Siaran ulang:
1. Anugerah BAPETEN 2021
2. Konferensi Pers
Komentar (0)