Dalam laporan kegiatan, Kepala Balai Pendidikan dan Pelatihan Ahmad Ciptadi Syuryavin menyampaikan bahwa pelatihan diikuti oleh 18 orang peserta yang terdiri dari 16 orang peserta dari BAPETEN dan 2 orang peserta dari BRIN. Pelatihan menggunakan metode blended learning yaitu dengan menggabungkan metode tatap muka daring, tatap muka luring dan Learning Management System Balai Pelatihan dan Pendidikan BAPETEN, dengan harapan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran sehingga peningkatan kompetensi dapat berjalan dengan baik.

Sekretaris Utama BAPETEN Sugeng Sumbarjo membuka secara resmi pelatihan. Sugeng menyampaikan “Pelatihan Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi menjadi kewajiban dan persyaratan untuk menjadi Pengawas Radiasi ataupun naik ke jenjang yang lebih tinggi. Untuk kenaikan jenjang pengawas radiasi juga harus mengikuti diklat sesuai jenjang dan uji kompetensi. Mulai tahun 2022 BAPETEN memutuskan untuk menyelenggarakan pelatihan dan uji kompetensi hanya 2 kali. Untuk itu para peserta diharapkan serius dan fokus dalam mengikuti pelatihan ini sehingga semua bisa lulus dan tidak ada yang mengulang”.

“Para pengajar diharapkan selain memberikan materi teknis juga memberikan pengetahuan tentang manajerial. Karena ini sangat penting. JFT tidak hanya dituntut fokus hanya bidang teknis saja tetapi juga manajerial lainnya. Akan ada perubahan paradigma kinerja dan organisasi yang menuntut semua JFT baik Pengawas Radiasi maupun JFT lain untuk bisa mengurus administrasi, keuangan dan semua hal terkait dengan kepegawaian. Sehingga pengetahuan manajerial baik administrasi, keuangan dan lainnya harus dikuasai” tambahnya.

Dengan pelatihan ini diharapkan peserta dapat menjadi pengawas radiasi yang baik, tangguh, bertanggung jawab dan memahami secara mendasar mengenai tugas dan fungsi pejabat fungsional pengawas radiasi. [BHKK/YL]