Acara diawali dengan laporan dari Kepala Balai Pendidikan dan Pelatihan BAPETEN Ahmad Ciptadi Syuryavin. Ciptadi menyampaikan bahwa dari hasil pembelajaran elearning peserta mendapatkan peningkatan nilai dari setiap minggunya. Para peserta diharapkan membuat learning jurnal dari apa yang sudah dipelajari dari sesi elearning karena metode learning jurnal dilaksanakan untuk meningkatkan penyerapan pengetahuan peserta. Hanya sebagian dari peserta yang telah membuat membuat learning jurnal secara lengkap. Kedepannya diharapkan semua peserta dapat membuat learning jurnal dengan lengkap.

Direktur Inspeksi Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif Asep Saefulloh Hermawan membuka pelatihan secara resmi. Dalam sambutannya Asep menyatakan “Pelatihan ini merupakan tahapan kedua untuk menjadi seorang inspektur setelah mengikuti aptitude test. Pada pelaksanaan Aptitute test tidak ada intervensi dari BAPETEN dan merupakan murni hasil aptitude test dari lembaga psikologi yang ditunjuk. Setelah lulus dari pelatihan, kemudian mengikuti proses magang sebagai inspektur selama 2 tahun. Selama proses magang akan mengikuti inspeksi ke lapangan dan didampingi oleh inspektur senior yang akan menilai kinerja di lapangan. Uji kompetensi akan dilakukan untuk menentukan apakah layak atau tidak untuk menjadi inspektur muda FRZR”.

Pemberlakuan PP No 5 tahun 2021 tentang perizinan berusaha berbasis risiko membuat peran pengawasan dalam hal ini inspeksi sangat krusial karena akan menjadi ujung tombak dalam memastikan kesesuaian yang terjadi di lapangan dengan kesesuaian yang tertera dalam izin. Kualitas dan kuantitas inspektur menjadi sangat dibutuhkan. Pelatihan yang baru pertama kali dilakukan di BAPETEN ini akan dilakukan kembali tahun depan untuk membuka kemungkinan dan peluang untuk menjadi inspektur muda FRZR. [YL/BHHK].