Direktur DKKN Dedik Eko Sumargo dalam sambutannya menjelaskan, “Dalam pemahaman internasional, First Responder (yang terdiri atas polisi kewilayahan, emergency medical service dan damkar) memiliki fungsi vital sebagai garda terdepan dalam mengamankan serta menyelamatkan masyarakat dan lingkungan dari potensi bahaya zat radioaktif/nuklir di TKP. Untuk itu, penyegaran dan pelatihan berkala bagi FR menjadi keharusan”.

Dalam pelatihan ini, peserta mendapatkan materi Dasar-Dasar Pengwaasan Tenaga Nuklir, Pengenalan Pemanfaatan Tenaga Nuklir dan potensi bahayanya, Pengenalan Alat Ukur Radiasi, Pengenalan Alat Pelindung Diri serta praktikum penanganan kebakaran yang melibatkan zat radioaktif/nuklir dan dekontaminasi.

Peserta pelatihan terlihat sangat antusitas, dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan yang disampaikan selama materi dan praktikum berlangsung. Sesuai skema Capacity Building dalam I-CoNSEP (Indonesia Center of Excellence on Nuclear Security and Emergency Preparedness), pelatihan serupa akan diadakan untuk fungsi FR di kota-kota yang dianggap potensial menjadi lokasi kejadian perkara.

Pada penutupan pelatihan, peserta mendapat kesempatan mengunjungi Ruang Tanggap Darurat dan fasilitas yang dimiliki serta peninjauan ke lokasi penyimpanan alat ukur radiasi yang dimiliki BAPETEN. [DKKN/MR]