Jumlah Pekerja Indonesia dalam Organisasi Internasional Perlu Ditingkatkan
Kembali 29 Oktober 2018 | Berita BAPETEN
Keterwakilan Warga Negara Indonesia (WNI) di sejumlah organisasi internasional termasuk di berbagai organisasi di bawah PBB, terbilang masih sangat rendah. Guna mendorong kebijakan Pemerintah Indonesia dalam meningkatkan keterwakilan staf WNI di dalam organisasi internasional, dibutuhkan koordinasi, program terpadu dan kerja sama antar pemangku kepentingan terkait lainnya.
Bertempat di Jakarta, Senin (29/10/2018) pagi, BAPETEN dan IAEA menggelar Human Resources Development Discussion and Workshop. Acara ini dihadiri Kepala BAPETEN Jazi Eko Istiyanto, Sekretaris Utama Hendriyanto Hadi Tjahyono, Duta Besar Indonesia untuk Austria Darmansjah Djumala, Director Human Resources IAEA Kate Rojkov, Recruitment Officer Human Resources Division IAEA Pedro Alvarez Cobacho, serta Atase Ilmu Pengetahuan KBRI Wina Johanna Maria Christina Johari.
Digelarnya acara ini untuk membahas strategi peningkatan keterwakilan Indonesia di organisasi internasional dalam kaitannya dengan kebijakan pemerintah dan kementerian atau lembaga. Kemudian pengembangan SDM dan kerangka kompetensi yang digunakan IAEA serta organisasi internasional untuk manajemen dan staf, sekaligus proses aplikasi lowongan pekerjaan di IAEA.
Menurut Darmansjah dari sebanyak 46.700 pekerja yang berada di organisasi internasional seperti IAEA, UN dan lainnya, hanya 94 orang saja yang berasal dari Indonesia. Darmansjah menilai, Indonesia banyak mempunyai tenaga kerja yang potensial dan berbakat dalam banyak bidang.
“Kita harus meningkatkan kesadaran profesional muda Indonesia untuk bekerja pada organisasi internasional. Kedubes juga akan mendorong para profesional muda untuk bergabung dengan intership program di IAEA dan UN,” papar Darmansjah.(bho/yul/pd)
