Pedoman Pencegahan Unnecessary Exposure pada Pasien Siap Terbit
Kembali 03 Desember 2019 | Berita BAPETEN
​BAPETEN melalui Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif (P2STPFRZR) menyusun sebuah pedoman tentang Sistem Pengendalian dan Pencegahan Unnecessary Exposure pada Pasien. Rapat finalisasi pedoman tersebut dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2019 di Jakarta. Dalam penyusunannya, BAPETEN turut melibatkan diskusi dan koordinasi dengan para pakar dari berbagai profesi yang relevan, serta kunjungan ke rumah sakit (RS) guna memotret pengalaman RS terkait dengan upaya pengendalian dan pencegahan unnecessary exposure yang diterapkan difasilitasnya.
Rapat dibuka dan dipandu oleh Kepala P2STPFRZR Djoko Hari Nugroho. Hadir pula Deputi Pengkajian dan Keselamatan Nuklir (PKN) Yus Rusdian Akhmad, sekaligus memberikan arahan. Dalam arahannya, Yus mengharapkan pedoman ini komprehensif, berdaya guna, dan mampu terap bagi RS dalam mencegah dan meminimalisir adanya situasi unnecessary exposure pada pasien, sehingga aspek proteksi dan keselamatan radiasi pada paparan medik dapat senantiasa dioptimalkan.
Unnecessary exposure merupakan situasi paparan radiasi yang melebihi atau berbeda dari perencanaan paparan radiasi yang ditujukan untuk pasien. Unnecessary exposure berpotensi timbul apabila praktik pemberian radiasi pada situasi paparan medik tidak terjustifikasi dan teroptimisasi secara memadai. Isu unnecessary exposure menjadi salah satu perhatian dan pengawasan BAPETEN dalam upaya menjamin proteksi dan keselamatan radiasi bagi pasien.
Secara umum, konsep yang diusung pada pedoman ini telah disetujui. Namun, diperlukan masukan dari para peserta rapat guna lebih menyempurnakan lagi isi dari pedoman. Pedoman nantinya siap diterbitkan pada akhir tahun 2019 danakan didiseminasikan. [P2STPFRZR/EK/RUS/BHKK/IP]
Komentar (0)