Tujuan dari Kursus Pelatihan Nasional tentang Keamanan Komputer dalam Fasilitas untuk memperkuat keamanan nuklir adalah memberikan pemahaman yang mendalam tentang konsep dan prinsip keamanan komputer untuk keamanan nuklir, membiasakan para peserta dengan elemen-elemen kunci dari Seri Keamanan Nuklir IAEA No 17 T dan No. 42-G, yang berfungsi sebagai panduan komprehensif untuk menetapkan langkah-langkah keamanan yang efektif untuk keamanan komputer di fasilitas nuklir, memfasilitasi berbagi pengetahuan dan jaringan di antara para profesional di bidang keamanan komputer untuk keamanan nuklir serta memberdayakan peserta untuk mengembangkan dan menerapkan langkah-langkah keamanan komputer di dalam institusi nasional masing-masing sesuai dengan standar internasional dan praktik terbaik internasional dan praktik-praktik terbaik. Kegiatan ini diikuti 25 peserta dari BAPETEN, IT PLN, BRIN, BIN.

Kegiatan ini dihadiri oleh Ryan Beeby, dari Finlandia, yang juga mewakili IAEA, Yannick Reboul dari Perancis, Jeong-HO Lee dari KINAC, Korea Selatan, Najat Bahije dari Agence Marocaine de Sûreté et de Sécurité Nucléaires et Radiologiques, Maroko. Dalam pembukaannya Kepala Balai Pendidikan dan Pelatihan (BDL) BAPETEN Ahmad Ciptadi Syuryavin menyampaikan "Penyelenggaraan acara ini menunjukkan komitmen utama kami untuk lebih memperkuat keamanan nuklir dan bahan radioaktif lainnya. Dengan demikian, kami dapat meyakinkan masyarakat bahwa kami telah memenuhi tujuan keamanan nuklir nasional kami secara memadai, yaitu, untuk melindungi orang, properti, masyarakat, dan lingkungan dari konsekuensi berbahaya dari peristiwa keamanan nuklir."

Dilanjukan sambutan dari Plt. Kepala BAPETEN Sugeng Sumbarjo menyampaikan "Keamanan komputer sangat penting untuk keamanan nuklir. Fasilitas nuklir mengandalkan kombinasi antara sistem berbasis komputer dan sistem konvensional untuk mengontrol dan memantau operasi mereka. Akibatnya, sistem ini juga rentan terhadap serangan siber maka dari itu standar keamanan yang tinggi yang ditetapkan untuk keamanan nuklir di dalam fasilitas, keamanan komputer telah menjadi masalah penting yang harus diperhatikan."

Kegiatan di lanjutkan dengan pemaparan presentasi dan diskusi ,diharapkan dari kegiatan ini bisa meningkatkan kepatuhan terhadap standar dan kewajiban internasional, berkontribusi pada upaya global untuk mencegah serangan dunia maya dan memastikan penggunaan bahan nuklir dan bahan radioaktif. Kursus pelatihan ini berfungsi sebagai langkah penting untuk memperkuat keamanan nasional dan internasional dengan membekali individu dan organisasi di Indonesia dengan pengetahuan dan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengelola risiko yang berkembang terkait dengan keamanan komputer.(BHKK/CD)