Pedoman teknis yang telah disusun dan didiskusikan dalam lokakarya tersebut untuk memberikan pemahaman kepada pemangku kepentingan dalam menerapkan proses dan sistem pemantauan lepasan Zat Radioaktif ke udara untuk fasilitas Nuklir dalam kondisi operasi normal dan memberikan panduan dan rekomendasi mengenai praktik pemantauan tingkat radioaktivitas di lingkungan.

Acara dibuka oleh Kepala Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Fasiltias Radiasi dan Zat Radioaktif (P2STPFRZR) BAPETEN, Taruniyati Handayani bersama Koordinator Kelompok Fungsi Pengkajian Industri dan Penelitian (KFPIP), Evin Yuliati sebagai Moderator yang memimpin jalannya diskusi interaktif. Sebagai presenter adalah Para Pengawas Radiasi Muda KFPIP P2STPFRZR yaitu Pandu Dewanto & Nurhadiansyahserta Veronica Tuka Purnabakti Peneliti Radiasi Madya P2STPFRZR.

Hadir dari Unit Kerja terkait yaitu Koordinator Kelompok Fungsi beserta staf dari DP2FRZR, DP2IBN, DPFRZR, DPIBN, DPFRZR dan DIIBN. Sedangkan, dari pemangku kepentingan adalah dari BRIN yaitu perwakilan dari masing-masing organisasi terkait yaitu Instalasi pengolahan Limbah Nuklir (IPLN), Instalasi RSG-GAS Instalasi bahan Nuklir (IBBN), Instalasi Radioisotop dan Radiofarmaka (IPRR) Pusat Riset Teknologi Daur Bahan Bakar Nuklir dan Limbah Radioaktif.

Untuk perwakilan yang diundang dari pemangku kepentingan instalasi kedokteran nuklir rumah sakit yakni dari Direktorat Pengelolaan Laboratorium, Fasilitas Riset, dan Kawasan Sains dan Teknologi, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Direktorat Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang Divisi Kedokteran Nuklir, Instalasi Pelayanan Radiologi dan Kedokteran Nuklir (IPRKN) dan Direktorat Perencanaan Organisasi Dan Umum Instalasi Kesehatan Lingkungan dan K3 RS, serta dari PT. Industri Nuklir Indonesia (INUKI) juga memenuhi undangan lokakarya.

Sasaran dari lokakarya ini untuk memberikan pemahaman yang sama terkait penerapan Perka 7 Tahun 2013 tentang Nilai Batas Radioaktivitas Lingkungan juncto Perka 7 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Perka BAPETEN Nomor 7 Tahun 2013 di antara pemangku kepentingan baik dari sisi internal BAPETEN yaitu Evaluator, Unit Kerja Teknis dan Inspektur Keselamatan Nuklir maupun dari sisi eksternal, yaitu Pemegang Izin.Sebagai risalah lokarya dari diskusi Pedoman Teknis Pemantauan Lepasan Zat Radioaktifke Udara dan Air dalam Pemanfataan Tenaga Nuklir & Pedoman Teknis Pemantauan Tingkat Radioktivitas di Lingkungan Dalam Pemanfaatan Tenaga Nuklir:

1.Kegiatan Pemantauan Lepasan dan radioaktivitas Lingkungan merupakan amanat untuk pertanggungjawaban publik pada kondisi normal;

2.Terminologi Operasi, Pemantauan terus menerus dan Radionuklida Dominan akan disempurnakan;

3.Pendekatan bertingkat diterapkan oleh fasilitas dan akan dituangkan dalam dokumen analisis yang akan disampaikan ke BAPETEN (menjadi masukan bagi dokumen terkait/perizinan);

4.Diagram alir pemantauan lepasan ke Udara dan Air serta Pemantauan tingkat radioaktivitas yang terdapat dalam pedoman dipergunakan oleh fasilitas sebagai dasar pelaksanaan kegiatan dan akan disempurnakan;

5.NBRL untuk Kawasan telah ditetapkan dan akan ditambahkan analisis kuota untuk tiap fasilitas;

6.Penyempurnaan Pedoman akan mengacu pada dokumen-penunjang yang terkait (misal: reg. guide 4.16 dan doc. Arpansa);

7.Kerjasama dengan instansi terkait akan dilakukan untuk penyempurnaan peraturan/pedoman. (P2STPFRZR/Putri/BHKK/Bams)