Pada hari pertama pelatihan dihadiri oleh Kepala Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir (P2STPIBN) BAPETEN Judi Pramono, Kepala Balai Pendidikan dan Pelatihan (BDL) BAPETEN Ahmad Ciptadi Syuryavin, dan Expert dari IAEA yaitu Shahid Rashid, Lena Krikorian, Jean-Rene Jubin, Cynthia Pederson.

Kegiatan dibuka oleh sambutan dari Judi Pramono yang menyampaikan “Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi penggunaan energi fosil, melalui program National Net Zero Emission (NZE). Program ini diharapkan berhasil pada tahun 2060. Untuk melaksanakan program ini, semua energi terbarukan juga energi baru harus berkontribusi untuk mengurangi emisi Co2 di Indonesia”. Kemudian dilanjutkan sambutan dari Expert IAEA Jean-Rene Jubin yang menyambut para peserta pelatihan dan memberikan peraturan mengenai berjalannya Interregional Training Course on Drafting Regulations for Countries Embarking in Nuclear Power Programme.

Pelatihan ini diikuti oleh 35 peserta dari Indonesia, Mesir, Estonia, Ghana, Jordan, Kazakhstan, Kenya, Nigeria, Polandia, Saudi Arabia, Sri Lanka, Turki, Uzbekistan. Setelah pembukaan pelatihan dilanjutkan dengan perkenalan para peserta dan presentasi mengenai “Purpose and objectives dan IAEA Safety Standards” oleh Jean-Rene Jubin dan “Introduction to Planning Tool” oleh Cindy Pederson dan “Safety Infrastructure” oleh Shahid Rashid.

Pada hari pertama pelatihan ditutup dengan diskusi di kuis yang diikuti oleh seluruh peserta pelatihan. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota staf IAEA yang berpartisipasi untuk mengembangkan dan menyusun nasional dan/atau merevisi peraturan keselamatan nuklir yang sudah ada sesuai dengan kerjasama dengan peserta lain serta dengan IAEA dan para ahli internasional. [BHKK/OR/CD]