Acara dibuka oleh Kepala Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir(P2STPIBN)-BAPETEN Joko Hari Nugroho, dalam sambutannya  disampaikan bahwa “BAPETEN telah mengeluarkan izin tapak untuk reaktor HTGR 10 MWt yang diajukan oleh BATAN. Tahapan selanjutnya adalah persetujuan desain. Dalam HTGR banyak hal yang memerlukan analisis, seperti contohnya analisis keselamatan netronik, thermohidrolik dan juga bahan bakar. Computer code yang secara khusus dikembangkan untuk HTGR sangat cocok dipelajari untuk verifikasi keselamatan HTGR.

Sedangkan Wakil dari IAEA Francesco menyampaikan bahwa “Para ekspert IAEA yang hadir ini merupakan para pakar yang bekerja di bidang pengembangan computer code modern khusus HTGR, yang mencakup kondisi operasi normal dan kecelakaan dalam satu framework untuk berbagai jenis analisis keselamatan seperti netronik, CFD, tampang lintang, burn up, manajemen bahan bakar, pelepasan produk fisi dan permasalahan debu grafit.

Workshop yang dijadwalkan berlangsung selama 5 hari ini, dimulai sejak Senin 11 Desember 2017. Dalam workshop ini, akan dikenalkan fitur  dan penggunaan HTR Code Package yang merupakan computer code yang secara khusus dipersiapkan untuk HTGR.

 Lokakaraya diikuti oleh 20 peserta dari BAPETEN dan BATAN, di antaranya diisi sejumlah pemaparan yang disampaikan perwakilan IAEA, yaitu Alfonso dari Spanyol dan Francesco dari Italia. [BHO/RUS/SP]