Kegiatan ini dibuka oleh Direktur Keteknikan dan Kesiapsiagaan Nuklir yang pada sambutannya menyampaikan bahwa potensi ancaman keamanan nuklir adalah nyata sehingga diperlukan FLO yang kuat untuk menanggulanginya.

Materi yang disampaikan ada keghiatam Bimtek terdiri dari teori, praktikum serta diperkaya dengan studi kasus untuk memudahkan pemahaman peserta terkait deteksi radioaktif di pintu masuk Republik Indonesia. Selanjutnya dalam sesi diskusi yang membahas studi kasus, para peserta mengidentifikasi belum adanya SOP yang terintegrasi antara FLO dengan FLO dan FLO dengan Bapeten sebagai turunan dari prosedur bersama (SOP dan KonOps Pengoperasian RPM Makassar) terkait dengan deteksi radioaktif di pintu masuk. Hal ini perlu menjadi perhatian bersama antara FLO dan Bapeten sehingga pada saat terjadi kejadian keamanan nuklir akan jelas. Selain itu peserta juga berharap agar dalam penyusunan SOP terintegrasi dapat memuat semua scenario kejadian keamanan nuklir yang mungkin terjadi di pelabuhan sehingga upaya deteksi dapat dilakukan secara efektif.

Acara ditutup oleh Direktur DKKN serta dilanjutkan dengan penyerahan sertifikat dan pin FLO kepada seluruh peserta. [DKKN/Amin/BHKK/OR]