TENORM berasal dari hasil samping proses produksi timah dan pengeboran minyak dan gas lepas pantai dapat dijadikan bahan baku untuk memproduksi rare earth (logam tanah jarang). Setiap badan yang akan melakukan penyimpanan TENORM wajib memiliki izin penyimpanan zat radioaktif dari BAPETEN dan memenuhi persyaratan Keselamatan Radiasi.

Pada Selasa (23/10/2018) hingga Jumat (26/10/2018), Tim Scientific Visit (SV) BAPETEN melakukan kunjungan ke Malaysia untuk pertukaran informasi terkait peraturan, perizinan, dan inspeksi TENORM serta produksi rare earth dari TENORM. Hal ini dilakukan mengingat Malaysia merupakan satu-satunya negara di Asia Tenggara yang telah mengatur TENORM dan produksi rare earth dengan baik.

Kunjungan diawali dengan pertemuan dengan Kedutaan Besar RI untuk Malaysia yang diwakili oleh Wakil Kepala Perwakilan Krishna K.U. Hannan, dan Atase Bidang Politik Agus Badrul Jamal. Saat pertemuan tersebut dibahas mengenai TENORM yang dihasilkan dari proses produksi timah yang terdiri dari monazite, ilmenit. Disampaikan juga bahwa dari hasil samping proses produksi timah tersebut dapat diambil logam tanah jarangnya (rare earth) seperti skandium, lantanum, serium, dan lainnya. Logam tanah jarang ini memiliki nilai jual yang tinggi.

Kemudian agenda hari kedua Tim SV BAPETEN bertandang ke Atomic Energy Licensing Board (AELB), selaku regulator ketenaganukliran di Malaysia. Rombongan diterima langsung oleh Kepala AELB Hamrah bin Mohd Ali. Pada kunjungan ini, Tim SV BAPETEN banyak mendapatkan informasi tentang peraturan, perizinan dan inspeksi terkait TENORM dan produksi logam tanah jarang.

.

Guna mengetahui kegiatan penghasil TENORM di lapangan, pada hari terkahir kegiatan dilaksanakan kunjungan ke Venator Asia Sdn Bhd. Venator merupakan salah satu perusahaan yang mengolah ilmenit menjadi titanium oksida. Titanium oksida ini banyak digunakan dalam industri cat, coatings, tinta, keramik, kertas dan plastik.(dpibn/sd/bho/pd)