Pada kesempatan ini Kepala BAPETEN Prof. Dr. Ir. Jazi Eko Istiyanto, M.Sc., IPU mengatakan, ini pertama kali BAPETEN menerbitkan izin tapak reaktor nuklir. Dalam menerbitkan izin tapak, sambungnya, BAPETEN bekerja sama dengan institusi lain seperti ITB, UI, UGM, BMKG. Jazi menambahkan di samping institusi dalam negeri, BAPETEN juga dibantu IAEA melalui kegiatan misi Pre-SEED dan SEED.

Workshop yang diselenggarakan selama 5 hari ini diikuti 30 orang peserta dengan menghadirkan 2 pakar EU - Risk Audit yang berasal dari IRSN – Perancis, yaitu L.Guimier dan C.Clement. Kedua pakar ini akan mereview dan memberikan rekomendasi terhadap peraturan-peraturan Kepala BAPETEN meliputi Perka BAPETEN No. 5 Tahun 2007 tentang Ketentuan Keselamatan Evaluasi Tapak Reaktor Daya, Perka BAPETEN No. 6 Tahun 2014 tentang Evaluasi Tapak Instalasi Nuklir untuk Aspek Meteorologi dan Hidrologi.

Selain itu juga Perka BAPETEN No. 8 Tahun 2013 tentang Evaluasi Tapak Instalasi Nuklir untuk Aspek Seismik, Perka BAPETEN No. 4 Tahun 2008 tentang Evaluasi Tapak Reaktor Daya  untuk Aspek Geoteknik dan Fondasi, Perka BAPETEN No. 5 Tahun 2015 tentang Evaluasi Tapak Instalasi Nuklir untuk Aspek Kegunungapian, Perka BAPETEN No. 6 Tahun 2008 tentang Evaluasi Tapak Reaktor Daya untuk Kejadian Akibat Ulah Manusia, serta Perka BAPETEN No. 3 Tahun 2008 tentang Evaluasi Tapak Reaktor Daya untuk aspek dispersi.

Disamping melakukan review terhadap regulasi izin tapak yang diterbitkan BAPETEN, kedua pakar IRSN ini juga akan melakukan review terhadap prosedur dan instruksi kerja kegiatan evaluasi tapak, inspeksi dalam kegiatan evaluasi tapak, serta dukungan kegiatan pengkajian dalam kegiatan evaluasi tapak.(bho/rus/zd/reh)