Acara diawali laporan panitia Rakor yang disampaikan oleh Direktur Inspeksi Instalasi dan Bahan Nuklir (DIIBN), Amil Mardha. Dalam laporannya Amil mengatakan dipilihnya tema tersebut pada tahun ini, karena DIFRZR dan DIIBN memandang bahwa peningkatan dan pengembangan kompetensi bagi inspektur perlu lebih diperhatikan dan dipertegas lagi. “Dengan adanya standarisasi kompetensi yang sudah dipetakan dari standarisasi tersebut maka langkah berikutnya adalah mendapatkan pengakuan melalui skema sertifikasi yang tentunya harus mendapat pengakuan baik secara nasional maupun internasional” katanya.

“Sertifikasi tersebut artinya bahwa setiap inspektur Bapeten yang ditugaskan untuk mengemban salah satu tugas pengawasan dapat diyakinkan dan dipastikan sudah sesuai dengan standar yang sudah ada, karenanya dapat menghasilkan kualitas inspeksi yang lebih baik. Hal ini tentu saja dan akan berdampak secara jangka panjang yakni Bapeten menjadi lembaga pengawasan pemanfaatan ketenaganukliran yang lebih kompeten dan kredibel di mata para stakeholder” tukas Amil menambahkan.

Lebih lanjut Amil mengatakan dalam Rakor Inspektur ini juga mengundang narasumber dari Kementerian Ketenagakerjaan yang paham dalam hal kompetensi dan sertifikasi profesional. Disamping itu Rakor inspektur ini juga merupakan ruang terbuka guna mendapatkan umpan balik perbaikan dari forum serta suksesnya tugas fungsi inspeksi ini tidak akan berhasil tanpa dukungan Unit Kerja terkait.

Kepala Bapeten Jazi Eko Istiyanto, dalam sambutannya mendukung sekali inspektur Bapeten tersertifikasi untuk mencapai pengawasan yang profesional, efektif dan efisien.

“Sertifikasi inspektur ini akan menumbuhkan trust atau kepercayaan dari publik, khususnya para stake holder Bapeten, karenanya sertifikasi ini harus dilakukan oleh lembaga yang juga tersertikasi dan punya reputable” ujarnya

Terkait masalah transformasi digital Jazi mengatakan “ melalui transformasi digital bila ada pemalsuan akan langsung terdeteksi, demikian juga bila ada tidak cocok akan terdeteksi. Conclusi-nya adalah melalui optimalisasi teknologi IT. Contohnya melalui B@lis online kita bisa tahu gambaran tentang limbah nuklir di Indonesia juga gambaran industri nuklir ke depannya” tukasnya

Selanjutnya Jazi menguraikan tantangan di era globalisasi dan pasar yang kompetitif menuntut daya tahan dan daya saing sebuah kelompok, komunitas, organisasi dan negara dalam bentuk pengembangan sumber daya manusia sebagai “intellectual asset” menjadi salah satu faktor yang penting dalam mendukung produktivitas dan keunggulan kompetitif perusahaan.

Kepada peserta Rakor yang terdiri dari Inspektur BAPETEN, Pembantu Inspektur, Inspektur Magang dan undangan khusus tersebut Jazi mengucapkan selamat mengikuti Rakor Inspektur ini dan berharap pelaksanaan inspeksi akan semakin baik dan berkualitas.

Dalam rakor ini dipresentasikan materi tentang “Kebijakan Pengawasan Inspeksi Bapeten pada Masa New Normal” oleh Deputi Bidang Pengkajian Keselamatan Nuklir ainal Arifin, presentasi dan diskusi evaluasi dan perencanaan Inspeksi IBN dan FRZR oleh Koordonator Kelompok DIIBN dan DIFRZR. Juga ada Presentasi dan diskusi: “Pemetaan Kompetensi dan Sertifikasi Personil dalam Peningkatan Kualitas Pengawasan Inspeksi” dengan narasumber Muchtar Azis dari Direktorat Standardisasi Kompetensi dan Pelatihan Kerja Kementerian Ketenagakerjaan RI serta serta Presentasi dan diskusi: “UU No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan RPP tentang Norma Standar Prosedur dan Kriteria (NSPK)” oleh Deputi Bidang Pengkajian Keselamatan Nuklir. (BHKK/ORS/Bams).