Deputi Pengkajian dan Keselamatan Nuklir Yus Rusdian Ahmad, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas kesediaan IAEA mengadakan ORPAS Mission di Indonesia.  Indonesia berkomitmen meningkatkan kemampuan khususnya infrastruktur proteksi radiasi terhadap pekerja radiasi. "Dibutuhkan saran dan masukan dari IAEA terkait status pengaturan proteksi radiasi khususnya pekerja radiasi, apakah sudah sesuai dengan standar internasional," jelasnya. Kegiatan ini juga merupakan tindak lanjut dari temuan IRRS Mission tahun 2015. Kegiatan ORPAS Mission sendiri direncanakan akan diselenggarakan pada Nopember 2018.

Sementara itu, delegasi IAEA Halil Burchin Okyar dan Mohammad Hassan Kharita mengatakan, kegiatan Pre ORPAS Mission ini bertujuan untuk melakukan koordinasi dengan BAPETEN, pengguna sumber radiasi pengion (rumah sakit,  perusahan NDT), dan Technical Services Organisation (laboratorium dosimetri dan kalibrasi) yang nanti akan berpartisipasi dalam kegiatan ORPAS Mission, memperkenalkan self assessment quesioner, mengunjungi salah satu perwakilan fasilitas pengguna dan  Technical Services Organisation.

Pada kesempatan ini juga mengagendakan pemaparan dari Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi – BATAN oleh Nur Rahmah Hidayati, mewakili Technical Services Organisation, serta Rumah Sakit Kanker Dharmais oleh dr. Kardinah, mewakili pengguna sumber radiasi pengion bidang medik. Kegiatan Pre ORPAS Mission ini akan berlangsung selama 3 hari.(dp2frzr/sp)