Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan dengan mengundang sebanyak 38 instansi berbeda setiap harinya dan membatasi jumlah kehadiran sesuai dengan isian link kehadiran baik bagi undangan maupun tambahan peserta dari instansi yang sedang proses perizinan, dimana untuk setiap instansi hanya diperkenankan diwakili oleh 1 (satu) orang perwakilan dalam kondisi sehat, menggunakan masker, menjaga jarak, dan membawa handsanitizer sendiri.

Kegiatan konsultasi dan layanan perizinan dipimpin oleh Direktur DPFRZR, Ishak dan Iin Indartati selaku Koordinator kelompok Fungsi Perizinan Fasilitas Kesehatan beserta staf terkait.

Acara diawali dengan pembukaan oleh Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Kaltim yang diwakilkan Andi Agustina selaku Kepala Bidang Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan, dalam sambutannya menyampaikan “kami berharap dengan adanya kegiatan layanan dan konsultasi berusaha para Pelaku Usaha yang belum paham dengan sistem OSS yang baru dilaunching dan bersinergitas antara BAPETEN dan OSS, maka perlu tata cara pengaplikasian dan ini merupakan waktu yang tepat sekali bagi Pelaku Usaha di Kaltim”.

Dilanjutkan dengan sambutan dan presentasi oleh Ishak, yang dalam sambutannya menyampaikan “Selain memberikan layanan langsung dari evaluator, peserta dapat langsung berkonsultasi bila sedang berproses perizinan terhadap kendala yang dihadapi dalam pemenuhan persyaratan izin, dan semoga permasalahan yang masih mengantung bisa tuntas dan hal-hal yang tidak dimengerti terkait masalah teknis dapat dikomunikasikan”. Dan dilanjutkan presentasi tentang “Perkembangan Sistem Perizinan Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion”.

Selama kegiatan layanan konsultasi dan perizinan disampaikan materi presentasi tentang “Sosialisasi Mekanisme Perizinan melalui Balis 2.5 Terintergerasi dengan Online Single Submission Berbasis Resiko (OSS-RBA) dan Bimbingan Teknis”oleh Maradi Abdilah; presentasi tentang “Kriteria keberterimaan persyaratan Radiologi Diagnostik dan Intervensional” oleh Made Pramyuni, serta Survey kepuasan pemohon. Di akhir sesi presentasi dilakukan diskusi dan tanya jawab peserta terkait permasalahan dalam proses perizinan, dan layanan konsultasi secara langsung pada sesi siang setiap harinya.

Antusias kehadiran peserta dimanfaatkan dengan berkonsultasi secara langsung bersama evaluator perizinan fasilitas kesehatan BAPETEN terhadap kendala proses perizinan pemanfaatan tenaga nuklir bidang kesehatan dan layanan izin sehari terbit dapat dilakukan bila persyaratan memenuhi.

(../DPFRZR/Dwiang)