Workshop dibuka oleh Kepala Bapeten Jazi Eko Istiyanto, dalam sambutan pembukaannya ia menyampaikan “tujuan acara ini adalah untuk memberikan informasi tentang instrumen hukum internasional tentang tanggung jawab nuklir yang diadopsi di bawah naungan IAEA, dengan fokus pada Konvensi 1997 tentang Kompensasi Tambahan untuk Kerusakan Nuklir”

"Selain itu, acara ini untuk memberikan saran tentang perkembangan penerapan undang-undang, dan untuk menyediakan forum di mana para peserta dapat bertukar informasi tentang kemungkinan kesulitan, kekhawatiran dan masalah yang mungkin dihadapi negara dengan internasional", tambahnya.

Acara dilanjutkan dengan sambutan dari perwakilan IAEA Wolfram Tonhauser, “bahwa badan pengawas harus mempersiapkan sistem hukum yang independen dan berstandar internasional, untuk membantu otoritas dalam rangka mempergunakan energi nuklir untuk tujuan damai"

Kemudian, sebagai perwakilan dari ASEANTOM Zubaidah Mahmud, disampaikan bahwa adanya pedoman yang responsif beserta hukum akan memperkuat kerjasama regional di Asia Tenggara. Beberapa contoh kegiatan diantaranya adalah workshop dan seminar untuk mempromosikan pemanfaatan energi nuklir yang mengedepankan safety, security, dan safeguards.

Pada hari pertama kegiatan ini diawali dengan materi tentang Introduction to the international Liability Regime yang membahas mengenai “Overview of the international nuclear liability for nuclear damage". Selanjutnya pembahasan mengenai “The Basic Principles of the International Nuclear Liability Regime”. Dan diakhiri dengan pembahasan “The Convention on Supplementary Compensation for Nuclear Damage”.

Workshop ini dihadiri oleh beberapa K/L seperti BATAN, BRIN, Kementrian Luar Negeri, Kementrian Keuangan, Indonesia Power, Asean Center of Energy dan pihak swasta serta beberapa negara anggota IAEA. [BHKK/RA/OR]