Sosialisasi yang dikemas melalui talkshow kali ini, melalui I-Radio 89,6 FM, dialog interaktif ini disiarkan langsung di radio dan youtube: https://www.youtube.com/watch?v=RY3mmfsmy5g , Rabu, 10 November 2021, pukul 12.00-13.00 WIB. Sebagai narasumber Koordinator Komunikasi Publik BAPETEN Abdul Qohhar TEP.

Acara yang dipandu oleh Penyiar I-Radio menanyakan mulai apakah nuklir hanya bukan hanya Bom? Lalu katanya dimanfaatkan di berbagai bidang seperti industri, kesehatan dan penelitian, bagaimana sebenarnya?

Dijelaskan narasumber bahwa nuklir sebenarnya adalah radiasi, tentu kita sudah akrab dengan radiasi, mulai radiasi matahari, radiasi panas. penggunaan nuklir dimulai dari perambatan radiasi. Radiasi dibagi menjadi radiasi pengion dan radiasi non pengion. Nah, radiasi pengion inilah yang disebut radiasi nuklir. Nah, kali ini kita bicara radiasi nuklir atau radiasi pengion. Radiasi ini dimanfaatkan di banyak bidang seperti pertanian untuk pengawetan pangan, kesehatan diantaranya untuk kemoterapi.

Disampaikan Penyiar juga radiasi sebenarnya ternyata tidak seseram yang I-listeners bayangkan. Dijelaskan Narasumber bajwa radiasi mulai radiasi alam seperti matahari, material dari alam termasuk seperti buah pisang. Sedangkan radiasi buatan seperti radiasi nuklir. Nah, ini yang perlu diawasi.

Lebih lanjut dijelaskan, di Indonesia saat ini memiliki 3 reaktor riset yang berada di serpong, bandung dan yogyakarta. Reaktor ini memiliki banyak manfaat, yang saat ini di bawah Brin.

Pendengar juga bisa interaktif dan mengajukan pertanyaan langsung baik melalui telepon maupun chat melalui kanal youtube I-Radio. Pertanyaan melalui chat, telepon antara lain yaitu di mana saja nuklir digunakan? Apa saja kerja BAPETEN?

Dijelaskan, BAPETEN bertugas mengawasi pemanfaatan tenaga nuklir melalui perizinan. Jadi melalui perizinan tersebut kita dapat mengetahui di mana saja pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia

Lebih lanjut disampaikan. BAPETEN dalam melaksanakan tugasnya antara lain menggunakan inspeksi partisipatif. Inspeksi menggunakan aplikasi B@lis sebagai aplikasi untuk pelaksanaan inspeksi dan sistem evaluasi dosis pekerja radiasi. Dalam pelaksanaan inspeksi aplikasi ini dapat berguna sebagai media pelaporan kondisi keamanan, keselamatan Fasilitas terkait keberadaan sumber radiasi pengion yang meliputi antara lain perpindahan Sumber Radiasi, Informasi terkini Sumber Radiasi, Informasi Pekerja Radiasi, dan status keselamatan dan keamanan sumber radiasi pengion.”

“Dengan aplikasi B@lis merubah pelaksanaan inspeksi, dari model inspeksi yang konvensional menjadi model inspeksi yang partisipatif, dimana keterlibatan pengguna (stakeholder) memainkan peranan penting dalam menentukan keefektifan pelaksanaan inspeksi. Hal ini, mendorong pengguna untuk mampu melakukan inspeksi secara mandiri dengan parameter dan kriteria yang sama dengan yang dilakukan oleh inspektur BAPETEN, sehingga pada akhirnya dapat menumbuhkembangkan budaya keselamatan dalam rangka memastikan terpenuhinya standar keselamatan dalam pemanfaatan tenaga nuklir. Dengan telah turunya level pandemi saat ini, inspeksi sudah mulai dilakukan lagi meski para inspektur harus menggunakan APD dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.”

Kalau kita pergi ke fasilitas radiasi nuklir misalnya bidang kesehatan apa yang masyarakat lakukan? Dijawab narasumber bahwa BAPETEN hanya ada 1 di Jakarta, dan jumlah inspektur yang boleh melakukan Inspeksi tidak sampai 250 inspektur. Nah, kalau masyarakat tahu dapat melaporkan ke BAPETEN melalui telepon atau media sosial BAPETEN yang segera akan merespon. [BHKK/SP].