Kepala Biro Hukum, Kerja Sama dan Komunikasi Publik Bapeten, Indra Gunawan dalam sambutannya menyampaikan bahwa ia sangat mendukung Program MBKM. Dalam kaitannya dengan tupoksi Bapeten, mahasiswa dapat ikut mengetahui bagaimana pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia. Selama ini nuklir hanya identik untuk hal yang menakutkan dan berbahaya, namun pemanfaatannya dalam industri, kesehatan dan limbah, dari ujung Sumatera hingga ke timur dengan izin yang sudah ribuan, belum cukup banyak diketahui masyarakat.

Di sela-sela acara disampaikan informasi bahwa Bapeten akan memberikan souvenir yang menarik untuk peserta sosialisasi yang membuat konten yang menarik dan informatif sesuai dengan kegiatan sosialisasi dengan mengunggah di media sosial Bapeten.

Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan sosialisasi oleh Koordinator Komunikasi Publik Bapeten Abdul Qohhar yang menjelaskan mengenai nuklir, sifat radiasi nuklir, berbagai macam alat deteksi, serta jenis radiasi.

Bapeten melakukan pemanfaatan tenaga nuklir yang tersebar dari Sabang hingga Merauke, yang hingga saat ini telah terbit izin pemanfaatan bidang medik sebanyak 8.107, serta izin pemanfaatan bidang industri sebanyak 5.426 izin, ujar Abdul Qohhar.

Lebih lanjut Qohhar menyampaikan berbagai macam manfaat penggunaan tenaga nuklir di bidang kesehatan, industri, pertanian, serta penelitian. Untuk kegiatan penelitian, Indonesia memiliki 3 reaktor yaitu Reaktor Triga 2000 Bandung, Reaktor G. A. Siwabessy Serpong, dan Reaktor Kartini Yogya, yang hingga saat ini reaktor berjalan aman.

Selain manfaatnya tentu saja pemanfaatan tenaga nuklir tidak lepas dari faktor resiko diantaranya yaitu digunakan untuk keperluan non-damai, faktor kecerobohan operator, serta ditujukan untuk hal-hal yang bersifat merugikan dan merusak, yang tentunya akan berdampak terhadap individu, masyarakat dan lingkungan hidup. Peran Bapeten sebagai badan yang melakukan pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir menjadi mutlak diperlukan.

Melalui Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran, Bapeten melakukan penyusunan peraturan, penerbitan izin dan melakukan inspeksi sehingga aman dan selamat.

Masyarakat dapat berkontribusi melakukan pengawasan partisipatif, misalnya pada saat berkunjung ke fasilitas kesehatan yang menggunakan alat radiasi dapat menanyakan izin. Jika tidak terdapat izin yang sesuai, dapat melaporkan hal tersebut ke Bapeten.

Acara ditutup dengan tanya jawab dan pemberian hadiah untuk pembuat konten terbaik.[BHKK/DS/OR]