Direktur DIIBN, Lukman Hakim dalam sambutannya menyampaikan pentingnya pemantauan dosis pekerja radiasi dalam rangka terselusurnya rekaman dosis yang telah diterima oleh pekerja radiasi. Lukman juga menerangkan bahwa Balis Pendora telah terkoneksi dengan Balis Perijinan, Balis Pekerja dan Balis Infara. Rekapitulasi data dosis pekerja dan pemberitahuan tindak lanjut overdosis dan dokumen tindak lanjutnya telah terintegrasi dengan Balis Perizinan.

Hampir seluruh laboratorium dosimetri hadir sebagai peserta pada acara ini. Di antaranya adalah: PTKMR, PPIKSN, BPFK Jakarta, BPFK Surabaya, BPFK Medan, LPFK Banjar Baru, LPFK Surakarta, Nuklindo Koperasi Jasa Keselamatan Radiasi dan Lingkungan dan Asia Lab Indonesia.

Rapat koordinasi ini dilaksanakan dengan menerapkan prosedur kesehatan yang ketat dimana seluruh undangan diwajibkan melakukan rapid test antigen/PCR mandiri dan tempat duduk yang diatur sedemikian rupa sehingga peserta tidak berdekatan.

Dalam rapat koodinasi ini dilakukan presentasi oleh Laboratorium PTKMR tentang Teknik pembacaan dosis pekerja, angka penting dan ketidakpastian hasil pembacaan dosis pekerja radiasi.

LPFK Surakarta mempresentasikan pengalaman analisa dan menginput data dosis secara cepat dan tepat. Sementara Nuklindo mempresentasikan pengalaman pengelolaan data dosis dan pelaporan ke Balis Pendora.

Setiap sesi presentasi dialokasikan waktu untuk diskusi antar peserta dan DIIBN terkait permasalahan teknis lainnya seperti penginputan/pelaporan data dosis pekerja melalui aplikasi Balis Pendora serta masukan untuk pengembangan Balis Pendora.

Permasalahan teknis terkait database akan di tindaklanjuti oleh bagian data dan informasi BAPETEN yang juga hadir pada rapat tersebut

Rapat koordinasi ditutup oleh Direktur DIIBN, Lukman Hakim didampingi oleh Koordinator Kelompok Fungsi Evaluasi Dosis dan Lingkungan, Ida Bagus Manuaba. (DIIBN/Dendi/BHKK/Bams).