Pada hari kedua 22 Januari 2025, didiskusikan mengenai pemaparan lanjutan kerangka kerja respons yang efektif, hal ini didasarkan bahwa kerangka tanggap darurat harus diintegrasikan dengan sistem keamanan nasional atau sistem tanggap darurat yang relevan, untuk memastikan bahwa respons keamanan nuklir dapat dikoordinasikan dengan semua aspek-aspek lain dari respon (termasuk keamanan konvensional konvensional dan tanggap darurat radiologi), sesuai dengan situasi yang yang dibutuhkan. Tujuan pemaparan ini untuk sebagai tolak ukur menilai apakah kinerja BAPETEN sesuai dan sudah menetapkan sistem untuk menanggapi kejadian keamanan nuklir. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab terkait topik mana yang akan prioritaskan untuk dibahas.

Keesokan harinya sesuai dengan yang telah dijadwalkan pada hari ketiga 23 Januari 2025, dilaksanakan pembahasan terkait lokasi yang dikunjungi oleh para expert selama INSServ Mission berlangsung.

Pada rangkaian hari terakhir kegiatan, dilangsungkan pembahasan mengenai risalah seluruh diskusi selama empat hari terakhir ini oleh Team Leader INSSErv Mission, Khammar Mrabit dan Nuclear Security Officer INNServ dari International Atomic Energy Agency (IAEA), Elena Paladi. Pembahasan ini meliputi output and outcome rangkaian kegiatan yang mencakup modul-modul yang telah dipresentasikan dan didiskusikan hingga agenda tindak lanjut implementasi INSServ MIssion pada kuartal ketiga 2025.

Dalam penutupan, Deputi Perizinan dan Inspeksi, Zainal Arifin, menyampaikan bahwa keamanan merupakan salah satu bagian penting dari pemanfaatan tenaga nuklir untuk dicermati, mengingat salah satu kegiatan BAPETEN saat ini terkait evaluasi tapak untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Disampaikan pula apresiasi kepada para expert serta seluruh instansi yang telah berpartisipasi dalam rangkaian kegiatan ini. [BHKK/CD/GP]