Bimbingan Teknis Front Line Officer ini bertujuan untuk meningkatkan kapabilitas personil FLO dalam hal keamanan nuklir. Juga bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai pentingnya FLO memiliki pengetahuan terkait radiasi, seperti pengetahuan dasar mengenai radiasi, proteksi radiasi serta tindakan yang harus dilakukan ketika berhadapan dengan bahan radioaktif. Bimbingan Teknis ini juga memiliki tujuan untuk mengingatkan FLO akan peran penting mereka dalam menjaga perbatasan atau pintu-pintu masuk NKRI dalam mencegah terjadinya penyelundupan bahan nuklir dan/atau zat radioaktif maupun barang mengandung radioaktif.

Bimbingan Teknis ini dibuka oleh Direktur Keteknikan dan Kesiapsiagaan Nuklir, Dedik Eko Sumargo yang didampingi oleh Kepala Subdirektorat Keteknikan Zulkarnain. Dalam sambutannya saat pembukaan, Dedik mengucapkan terima kasih atas komitmen dari instansi terkait memenuhi undangan Bimbingan Teknis ini, mengingat komitmen dari semua stakeholder ini sangat penting dalam penerapan program keamanan nuklir. BAPETEN tidak akan bisa bekerja sendiri tanpa adanya kerjasama dan dukungan dari semua stakeholder. Selain itu, Dedik juga mengatakan bahwa pertemuan ini menjadi sangat penting dan merupakan suatu rangkaian kegiatan, dan bukan merupakan kegiatan tersendiri. Isyu Keamanan Nuklir menrupakan isyu penting dan sudah menjadi perhatian negara dan dunia mengingat ancamannya yang semakin nyata, demikian Dedik mengatakan.

Pelatihan ini diikuti oleh 18 (delapan belas) peserta yang terdiri dari berbagai stakeholder, yaitu: Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean (TMP) B Makassar, Kantor Kesyahbandaran Utama Makassar, Kantor Otoritas Pelabuhan Makassar, Satuan Polisi Perairan (Satpolair) Polres Pelabuhan Makassar, Terminal Petikemas Makassar (TPM) dan PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV Cabang Makassar.

Selain pemberian materi melalui presentasi dari personil DKKN, Bimbingan Teknis ini juga melakukan praktikum penggunaan handheld monitor dengan menggunakan prinsip proteksi, teknik deteksi dan identifikasi nuklida. Praktikum juga dilakukan dengan menggunakan software Radiation Portal Monitor (RPM) untuk memberikan gambaran kepada peserta pelatihan cara kerja RPM dan bagaimana melakukan secondary inspection jika RPM mengindikasikan adanya paparan radiasi yang berlebih pada kontainer yang melewati RPM.

Diharapkan dengan adanya modul pelatihan ini, peserta dapat menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang didapat selama pelatihan ini pada saat bertugas dilapangan sehingga upaya pencegahan penyelundupan bahan nuklir dan/atau zat radioaktif maupun barang mengandung radioaktif melalui laut/pelabuhan dapat berjalan lebih efektif.

Selain melakukan Bimbingan Teknis, tim DKKN juga melakukan uji fungsi dan perawatan RPM yang terpasang di pelabuhan Soekarno Hatta Makassar. Uji fungsi dan perawatan yang dilakukan adalah terkait dengan detektor dan sistem koneksi di RPM.

Bimbingan Teknis ini ditutup dengan dialog serta penyerahan sertifikat pelatihan kepada perwakilan dari masing-masing instansi peserta pelatihan oleh Direktur Keteknikan dan Kesiapsiagaan Nuklir, Dedik Eko Sumargo. Dalam sambutan penutupnya Dedik mengucapkan terima kasih atas peran aktif, komitmen, kerja sama dan kesungguhan dari semua peserta pelatihan selama mengikuti Bimbingan Teknis ini. (dkkn/zul/bhkkp/bsb).