Kegiatan yang diselenggarakan secara hybrid ini menjadi bagian dari upaya edukasi publik terkait pemanfaatan teknologi nuklir yang aman dan bertanggung jawab, dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan dari unsur pemerintah, profesional, dan organisasi masyarakat.

Dalam paparannya, Zainal Arifin menjelaskan bahwa Cesium-137 telah dimanfaatkan secara luas di sektor kesehatan, industri, dan penelitian, namun penggunaannya wajib memenuhi persyaratan keselamatan radiasi dan perizinan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

“BAPETEN memastikan bahwa setiap pemanfaatan sumber radiasi dilakukan sesuai prinsip keselamatan, mulai dari perizinan, pengawasan operasional, hingga penyiapan sumber daya manusia yang kompeten,” ujar Zainal Arifin.

Ia menekankan bahwa fungsi BAPETEN sebagai regulator independen adalah memastikan perlindungan terhadap pekerja, masyarakat, dan lingkungan, sekaligus memberikan kepastian hukum bagi pemanfaat tenaga nuklir.

Webinar ini juga membahas pentingnya literasi masyarakat dalam memahami perbedaan antara manfaat teknologi nuklir dan potensi risikonya, sehingga tidak menimbulkan stigma yang keliru terhadap pemanfaatan radioisotop.

BAPETEN memandang kegiatan edukatif seperti ini sebagai ruang strategis untuk memperkuat pemahaman publik berbasis sains, serta mendorong pemanfaatan teknologi nuklir yang selamat, aman, dan bertanggung jawab sesuai standar nasional dan internasional. [BHKK/SP]