Dalam regional meeting ini, hadir 3 (tiga) orang expert dari IAEA yaitu Timothy Hayes, Dragan Avramovski dan Bouchra Boustani serta Chair yaitu Julie Elizabeth Murray. Mewakili Bapeten, Plt. Kepala Bapeten Sugeng Sumbarjo dalam sambutannya menyampaikan dengan semakin berkembangnya teknologi nuklir maka kita harus dapat memaksimalkan manfaat dan meminimalisir resikonya sehingga kegiatan tersebut harus diawasi. Di code of conduct inilah negara harus dapat menjamin keselamatan dan keamanannya mulai dari produksi sampai dengan disposal.

Kemudian Timothy menjelaskan bahwa regional meeting ini merupakan pertemuan tatap muka pertama yang diadakan setelah pandemik covid 19 berakhir. Dilanjutkan Timothy bahwa zat radioaktif digunakan secara global di seluruh dunia dan sampai saat ini terdapat 143 negara yang menjalankan code of conduct, dan pada akhir tahun ini diharapkan terdapat total 153 negara yang menjalankannya. Sebagaimana diketahui bahwa radioaktif selain memberikan manfaat juga memiliki resiko dan tantangan, sehingga code of conduct ini diperlukan untuk memberikan masukan bagi IAEA mengenai standar keselamatan dan keamanan.

Julie sebagai chair menyatakan bahwa dibutuhkan komitmen politik untuk mempromosikan code of conduct serta tujuannya terutama untuk mencapai keamanan nuklir, salah satu tantangannya adalah dukungan dan implementasi dari pemerintah dan regulator.

Beberapa materi yang akan dibahas dalam regional meeting selama penyelenggaraan diantaranya adalah code of conduct on the safety and security of radioactive sources, guidance on the management of disused radioactive sources dan berbagi pengalaman antar negara. [BHKK/RA/CD]