Agenda delegasi BAPETEN diantaranya adalah berkunjung ke Kedutaan Besar Republik Indonesia di Beijing, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) ditemui oleh Koordinator Fungsi Ekonomi (Minister Counsellor) Elizani T. X. Nadia Sumampouw dan beberapa stafnya.Kedutaan Besar Indonesia di Beijing siap memfasilitas kebutuhan delegasi dalam rangka memperkuat hubungan antara Indonesia dan Tiongkok khususnya dalam hal peningkatan investasi dan pertukaran informasi mengenai produksi sinar-X untuk kesehatan. Hal ini karena isu kesehatan merupakan salah satu isu utama dalam kerja sama Indonesia dan Tiongkok. Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo bahwa kedekatan hubungan antara Indonesia dan Tiongkok dapat disesuaikan dengan yang dibutuhkan Indonesia.

Delegasi melakukan pertemuan dengan National Health Commission (NHC), Kementerian Ekologi dan Lingkungan, Tiongkok untuk mengetahui dan berdiskusi mengenai sistem pengaturan legislasi dalam paparan medik, pemantauan jaminan mutu peralatan radiologi di rumah sakit, dan persyaratan administrasi proteksi dan keselamatan radiasi pada paparan medik. Delegasi diterima oleh Mr. Cheng Jinsheng (Director of Division of Radiation Safety and Protection in Medical Exposure) dan Mr. Zhang Hongyuan (Director of the Prevention Division of the Occupational Health Department) beserta jajaran NHC.

Pada hari berikutnya, delegasi berkunjung ke National Nuclear Safety Administration (NNSA), Kementerian Ekologi dan Lingkungan, RRT dan diterima oleh Mrs. Liu Lu (Vice Administrator of NNSA merangkap sebagai Director General of Department of Radiation Source Safety Regulation) beserta jajaran manajemen NNSA. Bersama dengan NNSA, delegasi berdiskusi dan menerima informasi mengenai penggunaan alat medis berbasis radiasi di Tiongkok, regulasi yang dimiliki, dan tantangan yang dihadapi oleh NNSA.

Kegiatan dilanjutkan dengan pertemuan dengan National Medical Products Administration (NMPA) China. Delegasi diterima oleh Dr. Xu Jinghe (Deputy Commissioner NMPA sekaligus sebagai Chair of Global Harmonization Working Party towards Medical Device Harmonization) beserta jajaran NMPA. Di kantor NMPA ini, delegasi memperoleh penjelasan mengenai sistem pengawasan keselamatan obat-obatan dan alat kesehatan, pelaksanaan pengelolaan standar alat kesehatan, pengaturan mengenai registrasi, pelaksanaan manajemen mutu dan risiko, perumusan kebijakan mengenai teknologi dan produk baru alat kesehatan. NMPA ini sebelumnya merupakan China Food and Drug Administration (CFDA) yang berubah menjadi NMPA sejak tahun 2018.

Kegiatan diskusi belanjut di Kota Shanghai untuk mendapatkan pengkayaan informasi mengenai regulasi dan produksi pesawat sinar-X di tingkat provinsi dan kota serta mendapat kesempatan untuk mengunjungi pabrik produksi pesawat sinar-X CT Scan, PET/CT, dan Linac. Di Kota Shanghai, delegasi BAPETEN diterima oleh Konsul Jenderal (Konjen) Berlianto Pandapotan di Konsulat Jenderal Republik Indonesia. Pak Konjen menyampaikan akan memberikan bantuan dan dukungan bagi BAPETEN untuk dapat mencapai program prioritas mengembangkan industri pesawat sinar-X untuk meningkatkan infrastruktur kesehatan. Kedekatan hubungan antara Tiongkok dan Indonesia dapat dilihat secara terbuka dan komprehensif untuk meningkatkan investasi di Indonesia. Kemitraan harus dibangun sepadan, tidak hanya di jadikan pasar, tetapi Indonesia juga harus mendapatkan investasi untuk meningkatkan kapasitas, sharing knowledge, dan dapat membuat pabrik di Indonesia.

Setelah itu dilanjutkan ke agenda berikutnya, yaitu bertukar pikiran dan pengalaman mengenai kerangka hukum dan peraturan keselamatan radiasi di Tiongkok oleh Mr. Wang Mingman dari Shanghai Radiation Environmental Safety Technology Center.

Pada hari terakhir, sebelum visitasi ke pabrik pembuatan sinar-X, kita diberi informasi mengenai sejarah perusahaan lokal terbesar di Tiongkok yaitu United Imaging Healthcare (UIH), persyaratan dalam produksi tabung sinar-X, proses produksi CT Scan dan PET/CT, peraturan proteksi dan keselamatan radiasi, introduksi pelaksanaan Acceptance Test untuk CT, dan sertifikasi produknya. Sesi terakhir dilanjut dengan mengunjungi pabrik pembuatan dan perakitan sinar-X CT Scan, PET/CT, dan Linac 6 MV. Harapannya yang diperoleh dari kunjungan ini dapat diadopsi untuk digunakan dalam meningkatkan pola pengawasan produksi dan penggunaan sinar-X, peningkatan kapasitas sumber daya, pengawasan dan pembinaan keselamatan radiasi. [BHKK/CD/DPFRZR/Rusmanto]