Selain mengundang civitas akademika dan dosen UAD, workshop ini juga dihadiri Kepala BAPETEN Jazi Eko Istiyanto, Deputi Pengkajian Keselamatan Nuklir Yus Rusdian Akhmad, Rektor UAD H. Kasiyarno, dan Kepala Pengembangan Litbang PP Muhammadiyah Khairil Anwar.

Menurut Kasiyarno, saat ini banyak pandangan negatif masyarakat terhadap penggunaan nuklir. Kata nuklir sendiri masih identik dengan bom atom yang pernah dijatuhkan di Jepang.  “UAD sangat berterima kasih kepada BAPETEN yang telah memberikan informasi jelas sehingga masyarakat atau civitas akademika paham tentang penggunaan teknologi nuklir bagi kemaslahatan umat, seperti untuk pembangkit energi guna mendorong perekonomian nasional,” paparnya.

Hal senada juga disampaikan Khairil yang mengatakan, Muhammadiyah sangat mendukung terhadap kegiatan yang berguna untuk kepentingan umum. “Pengembangan PLTN yang bertujuan untuk kepentingan umum, Muhammadiyah mendukung,” ujarnya.

Sementara itu Jazi menekankan penggunaan energi nuklir yang selamat dan aman serta melindungi pekerja, masyarakat dan lingkungan hidup. Terkait perizinan, jelas Jazi, saat ini BAPETEN telah melakukan stikerisasi terhadap rumah sakit yang menggunakan fasilitas radiasi. “Stikerisasi ini menandakan ketaatan rumah sakit terhadap regulasi yang ditetapkan BAPETEN,” katanya.

BAPETEN juga menjalin kerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi untuk menunjang tupoksi lembaga sebagai badan pengawas. Salah satunya dengan ITB dalam membantu evaluasi tapak RDNK dan UI untuk revisi UU Ketenaganukliran.

Pada kesempatan ini juga dibicarakan tentang kemungkinan penjajakan kerja sama antara BAPETEN dan UAD, terkait riset dan kajian dalam hal pengawasan keselamatan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir.(p2stpibn/dh)