Kegiatan ini dihadiri oleh para pejabat tinggi pratama di lingkungan BAPETEN, perwakilan dari kementerian/lembaga, industri, asosiasi dan fasilitas kesehatan. Turut hadir pula perwakilan dari Kementerian Kesehatan RI, Kementerian Perindustrian RI, dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebagai narasumber utama.

Direktur Peraturan Pengawasan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif (DP2FRZR) Mukhlisin membuka kegiatan dan dilanjutkan dengan sambutan dari Deputi Pengkajian Keselamatan Nuklir (PKN) Haendra Subekti.

Empat narasumber bahas aspek kesehatan, industri, riset dan regulasi. Empat materi utama yang disampaikan dalam forum ini :

1. Kementerian Kesehatan RI melalui Dessy Paiman memaparkan strategi pengawasan pengelolaan limbah radioaktif di fasilitas layanan kesehatan. Kemenkes menekankan pentingnya pendekatan berbasis risiko prioritas dengan melakukan pengawasan pada fasyankes berisiko, integrasi data dan pelaporan bersama BAPETEN, penguatan SDM melalui pelatihan dan sertifikasi pengawasan kesehatan lingkungan bidang radiasi, serta kolaborasi antar lembaga yang efektif.
2. Kementerian Perindustrian RI yang diwakili oleh Andriati Cahyaningsih menyampaikan materi tentang Penerapan Industri Hijau pada Industri Pengolahan Baja untuk Antisipasi Cemaran Radioaktif. Andriati menjelaskan tentang standar dan kebijakan industri hijau yang mendorong efisiensi sumber daya dan fungsi lingkungan hidup dengan cara peningkatan efisiensi sumber daya, penggunaan bahan baku alternatif, pemanfaatan EBET, penerapan ekonomi sirkular, penurunan emisi dan pengendalian Limbah. Dalam kesempatan ini dijelaskan juga tentang penerapan industri hijau pada industri pengolahan baja yang difokuskan pada bahan baku, produk dan limbah, serta potensi dan penanganan cemaran radioaktif pada industri baja.
3. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Suryantoro, memaparkan strategi BRIN dalam melakukan pengelolaan limbah radioaktif dan bahan bakar nuklir bekas. BRIN menekankan penguatan infrastruktur pengelolaan limbah, percepatan penanganan legacy waste, penguatan koordinasi, penguatan keterlibatan masyarakat dalam mendukung pengelolaan limbah, peningkatan ketersediaan dan kompetensi SDM, pengembangan sistem informasi terintegrasi, serta pengembangan riset dan inovati terkait pengelolaan, penggunaan kembali dan daur ulang.
4. BAPETEN melalui Anet Hayani, memaparkan substansi RPerpres Jakstranas Pengelolaan LRA dan BBNB yang akan menjadi pedoman nasional bagi seluruh kementerian dan lembaga dalam menyusun rencana strategis bidang pengelolaan limbah radioaktif dan bahan bakar nuklir bekas. Kebijakan ini mencakup empat pilar utama: penataan pengelolaan limbah radioaktif, penataan pengelolaan bahan bakar nuklir bekas, serta penerapan ekonomi sirkular untuk zat radioaktif terbungkus yang tidak digunakan dan bahan bakar nuklir bekas.

Rancangan Jakstranas ini mengatur arah kebijakan nasional hingga 2045, terbagi dalam empat tahap pelaksanaan : 2026–2029, 2030–2035, 2036–2040, dan 2041–2045. Strategi nasional diterapkan dibidang kesehatan, industri, instalasi nuklir dan limbah radioaktif yang berasal dari kegiatan diluar pengawasan

Acara ini diakhiri dengan sesi diskusi interaktif yang dipandu oleh Pengelola Kegiatan Kelompok Fungsi Pengaturan Kesehatan, Industri dan Penelitian Soegeng Rahadhy dan penutupan oleh Mukhlisin. [BHKK/SP/YL]